Meidy Adha's

Portfolio



     Lo pernah kecewa ? gue juga pernah, lo pernah bahagia ? itu juga gue pernah, tetapi lo pernah gagal ? itu gue ngak mau pernah lagi. “habiskan kegagalanmu pada masa muda”.
Bertarunglah layaknya mimpimu adalah kemerdekaan yang tertunda jangan sesekali menganggap hal remeh mimpi, terkadang ada hal kebaikan yang kita punya di dalamnya tersimpan keburukan begitu juga hal keburukan yang kita perbuat siapa tau tersimpan kebaikan di dalamnya.
   Ingat pepatah ini ngak? “semakin tinggi menara semakin kuat angin yang berhembus” itu yang harus lo kecamkan dalam pikiran lo, ngak selamanya lo bisa hidup seenak yang lo mau dimana kerasnya kota membuat lo terpinggirkan.
    Tak usah memuluk muluk jadi orang sukses atau terbaik, bacalah ini ! “jika anda mau mengukur jumlah kesuksesan anda hitunglah orang yang sudah anda buat bahagia”.
    
    Kita ambil contoh seorang pemadam kebakaran dia itu sebenarnya pahlaawan era modern yang ngak semua orang menyadarinya pertarungan nyawa yang ia alami hanya lah nomor sekian, yang jadi nomor satu adalah keselamatan seseorang yang ia tolong, bertahun tahun ia bekerja hanya untuk melayani keselamatan kalian, sungguh hebat !


    Rumah susun yang terkenal  kumuh dan kotor ini ternyata masih menyimpan garis garis senyum dan ramah ketamahan pri buminya, kalau tidak percaya saya bisa buktikan..

  Setidaknya kita dapat berfikir bahwasanya orang yang ber rendah pasti ia akan baik menyambut siapa saja yang ingin datang ke lingkungannya hal ini di sebabkan karena tidak ada gengsi yang tinggi seperti penduduk pusat kota yang senang dan bahagia karena materi tetapi yang sudah sudah saya dengar kata katanya  “orang yang kaya akan materi sesungguhnya dia miskin bersosialisasi” ternyata hal itu benar, mungkin karena mereka lupa caranya akan senyuman alami bukan senyuman yang sudah di program !
  
 Dan saat itu kumohon kepada penguasa negeri ini mau pun ibu kota nya jangan lah kau sentuh dengan keserakahan kota dengan proyek proyekmu yang menggusurkan mereka,  karena ramah tamah mereka dan senyumannya adalah hiburan tersendiri bagiku.
  

 Lambat menerima era modern tentu wajar mereka mengalaminya karena rumah susun yang letaknya jauh dari pusat kota bahkan di daerah pinggir kota ini tetap menikmati fasilitas apa yang mereka bisa mainkan contohnya game yang biasa kita sebut “DING-DONG”  ini tetap mereka mainkan sebagai hiburan kecil mengisi, ya meski tidak secanggih yang dimainkan anak anak sekarang yang serba touch screen atau pun mudah di bawa kemana-mana tetapi ini bisa melepas kejenuhan dalam diri anak anak tambora.

Foto&Tesk: Meidy Adha